Minggu, 06 Maret 2011

TERNYATA AKHIRAT TIDAK KEKAL

TERNYATA AKHIRAT TIDAK KEKAL
Review sebuah buku serial ke-2 diskusi tasawuf modern, karya Agus Mustofa
oleh : Muhammad Afwan Romdloni
Kita sebagai makhluk yang sempurna, yakni kita di beri sesuatu yang sangat luar biasa berupa akal. Allah memberikan kepada manusia berbagai macam hidayah salah satunya adalah akal, sebab itu kita di tuntut untuk menggunakan sesuai dengan fungsinya seperti; berpikir yang positif dan tak lepas juga dengan hati, serta dengan hati inilah kita dapat merasa dan menghayati. Kita ini tidak seperti makhluk-makhluk lain yang mana kita adalah sebuah ciptaan Allah dan suatu saat nanti pasti akan mati ataupun binasa, dan kita setelah mati harus melewati suatu tahap kelanjutanya yakni alam akhirat, dan alam akhirat ini tidak di alami oleh makhluk-makhluk lain seperti hewan, tumbuhan, bebatuan dan yang lainnya.
Dan berkat akal ini kita dapat memikirkan apa-apa yang ada di alam ini baik yang ghoib ataupun yang nyata, contohnya, salah satunya Agus Mustofa, beliau adalah seseorang yang lahir di malang pada tanggal 16 Agustus 1963 ini. Beliau menimba ilmu sains yang menjadi dasar pemikirannya di fakultas teknik nuklir, universitas Gajahmada, Yogyakarta. Tidak lepas itu beliau juga mengikuti jalan hidup para dosenya dalam kajian keilmuan islam bernama prof. Ahmad Baiquni dan Ir. Sahirul alim, beliau ini adalah seseorang yang sungguh memanfaatkan karunia yang diberikan Allah ini berupa akal, yang mampu merealisasikan ilmu lama seperti ilmu tasawuf dalam masa sekarang, yang terkenal dengan “tasawuf modern” yang terdiri dari ilmu tasawuf yang klasik dan ilmu sains yang modern.
Dan beliau juga berhasil menuangkan pemikirannya dalam beberapa buku serian diskusi tasawuf modern yang laris di Indonesia dan buku tersebut bahkan kebanyakan bersifat provokatif (bertentangan). Beliau ini adalah seseorang yang terus mau berpikir dan merenungkan tanda-tanda keagungan Allah SWT baik yang ada di langit dan di bumi. Salah satu karyanya yang tersebar di Indonesia adalah sebuah buku serial diskusi tasawuf modern yang berjudul ”Ternyata Akhirat Tidak Kekal”. Yang mana buku ini menceritakan alur kehidupan kita di dunia ini dan akhirat kelak serta mulai dari penciptaan sampai hari kehancuran.
Membahas masalah alam ghaib seperti surga, neraka, alam qubur, dan juga alam akhirat. Ghaib itu secara bahasa berarti sesuatu yang tidak terdeteksi olah panca indra, meskipun demikian di sebut ghoib itu pun ada, dan keadaan tersebut sebenarnya terjadi di sekitar kita. Dan keghaiban tersebut bersifat relatif yang mana dapat di simpulkan bahwa sesuatau yang ghoib itu tidaklah bersifat mutlak adanya, dengan adanya perkembangan zaman itu semua dapat di teliti dengan detail seperti contoh energi magnetik yang mana daluhu merupakan perkara yang ghoib namun sekarang itu semua sudah terhapus akan keghoibanya , demikian pula berbagai penemuan seperti bidang kedokteran, biologi, fisika dan yang lain sebagainya (30-36).
Allah mempunyai sebuah salah satu ciptaan berupa alam semesta yang mana dikhususkan pada salah satu planet dalam gugusan bima sakti yakni bumi, dan di bumi inilah Allah telah meletakkan kita dalam drama kehidupan atau tempat keberlangsungan manusia untuk menjalankan segala aktivitasnya, dan tidak ampai situ saja bahkan kita akan mengalami kematian di bumi ini juga. Dan segala ciptaannya itu bertujuan untuk keberlangsungan hidup manusia, apapun itu bentuknya, dari yang hina sampai yang di anggap mulia.
Dalam penciptaan langit dan bumi, ada sebuah pertanyaan apakah alam semesta ini sudah ada sejak dahului kala? Bila di bahas dalam ilmiah ada beberapa argumentasi yang berbeda. Pertama, alam semesta ini sudah ada sejak dahulu kala dan tidak memiliki permulaan serta selamanya akan ada, yang terkenal dengan mekanisme tertutup (Close universe). Kedua, bahwa alam semesta ini bersifat terbuka (open universe) dan alam ini mengarah pada kehancuran masa depan. Ketiga, bahwa alam semesta ini dahulu pernah tidak ada dan kemudian terjadilah proses penciptaan dan akhirnya akan hancur kembali (78-81).
Allah menciptakan makhluk dalam berbagai bentuk serta tempat yang berbeda-beda. Seperti para malaikat, jin, manusia, tumbuhan, dan binatang-binatang mempunyai fungsi yang berbeda-beda serta tempat yang berbeda beda pula sesuai kemampuannya. Dan yang terakhir adalah benda mati yang berfungsi sebagai fasilitas bagi makhluk-makhluk Allah lain.
Dunia dan akhirat adalah merupakan kekuasaan Allah yang luar biasa, lantas apa yang membedakan di antara dari keduanya? Dunia adalah, di mana manusia melaksanakan segala aktivitasnya sebelum kematian telah tiba, dan akhirat adalah, kehidupan yang terakhir atau lebih akhir dari kehidupan sekarang ini, dan banyak pendapat bahwa tiada lagi kehidupan setelah ini. dalam buku tersebut telah di sebutkan bahwa akhirat adalah alam ghaib yang entah akan terjadi di mana? Dan kebanyakan orang berpikir akhirat itu akan terjadi di luar alam semesta, dan ada yang menyimpulkan bahwa akan terjadi di alam semesta sekarang ini, lantas apa yang membedakan antara keduanya yang ada di alam semesta ini? Dalam buku ini di sebutkan bahwa bumi kehidupan dunia dan bumi kehidupan akhirat adalah bumi yang tidak sama, bahwa bumi akhirat berasal dari bumi dunia juga, tetapi setelah mengalami perubahan secara radikal hal ini yang di kemukakan dalam QS. Ibrahim : 48 (120). Dan di dunia ini adalah bukan hidup yang sesungguhnya dan yang sesungguhnya nanti ketika kita berada dalam akhirat nanti.
Hari kiamat pasti akan terjadi, kapan itu akan terjadi? Dan apakah kita akan mengalaminya atau tidak? Secara ilmiah bumi kita ini suatu saat nanti akan mengalami kehancuran yang dahsyat, setidaknya ada dua mekanisme terjadinya tersebut, yakni ketika matahari telah tak mengeluarkan sinar cahayanya lagi dan akan terjadinya tabrakan antara bumi dengan batu-batuan langit lainya. Serta dapat di lihat secara qur ani yang mana telah banyak di sebutkan bahwa itu semua akan terjadi dan tiada keraguan sedikit pun, namun tidak dapat di ketahui kapan akan terjadi kita hanya bisa mengetahui dari tanda-tanda yang di timbulkan. Kita di dunia ini sangatlah singkat dan kita di ciptakan hanya untuk beribadah semata, maka, apa-apa yang kita kerjakan di dunia ini di akhirat kelak pasti ada timbal baliknya atau balasan terhadap kehidupan kita di dunia, demikian juga dengan jin.
Dan kebangkitan kita kelak dari alam qubur orang kafir tak akan percaya akan hal tersebut. Setelah kita di bangkitkan kita kelak masuk dalam masa pengadilan, dalam pengadilan di akhirat ini tidak seperti mekanisme di dunia saat ini namun semua itu akan terekam seperti saat kita melaksanakannya dan tidak satu pun dari kita untuk lolos dari pengadilan tersebut. Dalam untuk mengadili manusia Allah memiliki 3 mekanisme yang sangat canggih tidak seperti mekanisme di dunia sekarang ini yang terdiri dari: pertama, rekaman memori otak, kedua, rekaman genetika. Ketiga, rekaman struktur alam semesta. Dan pada saatnya kelak semua rekaman itu akan di putar kembali, bahkan kita bisa melihat kejadian masa lalu kita di dunia, dengan diubahnya struktur alam oleh Allah, seperti mempertajam indera kita dan mengubah struktur langit (210-234). Dan hasil keputusan pun telah jelas di mana kita akan tinggal setelah itu? Itu semua bisa kita ketahui dari amal kita di dunia ini, apabila kita banyak melakukan kebaikan maka kita akan masuk surga, dan sebaliknya.
Inti dari alam akhirat adalah surga dan neraka. Di langit ke tujuh lah tempat beradanya surga dan neraka tepatnya berada di sidrotul muntaha, di mana rosulullah pada saat isro’ mi’roj mengetahui surga dan neraka dan sana, yang mana itu semua dapat di ketahui dari al qur an QS. An Najm :14-15. Dan bagaimana surga dan neraka tersebut? Sampaikan pun kita tidak dapat mengetahui bagaimana sebenarnya surga dan neraka tersebut sebelum batas-batas dimensi antara langit dan bumi telah di lenyapkan oleh Allah kelak, dan sekarang kita hanya bisa mengetahui sifat-sifat tersebut dan sangat terbatas dari ayat-ayat al qur an.
Dalam akhir buku karya Agus mustofa ini memberi kesimpulan bahwa sesungguhnya semua apa yang di alami manusia akan rusak atau musnah kecuali Allah SWT termasuk alam akhirat. Dan kesimpulan ini membuat mengusik pemahaman kita terhadap akhirat itu kekal adanya, seperti yang di uraikan dalam beberapa ayat al quran yang tidak kurang 110 ayat bahwa akhirat itu kekal adanya. Mengapa kok demikian? karena beliau (Agus Mustofa) mengambil inti dari sebuah ayat al qur an yakni pada QS. Huud:107 yang menyatakan bahwa kekekalan akhirat itu terbatasi dengan adanya langit dan bumi sekarang ini.
Di lihat dari segi logika agama, kita mengetahui bahwa eksistensi di dunia ini ada dua komponen saling bertolak belakang, pertama, adalah sang pencipta atau “kholiq” yang mana Alah lah menciptakan segala apa yang ada di dunia ini tanpa terkecuali serta kekal abadi selamanya, yang kedua, makhluk atau hasil penciptaan dari Allah semata, makhluk ini karena pernah tidak ada, kemudian di ciptakan oleh Allah dan di kemudian hari nanti pasti akan rusak pula termasuk pula alam akhirat sesuai dengan QS. An Anbiyaa’: 22. Dari situ menimbulkan kunci dari pemahaman pertama, sesungguhnya akhirat tidak kekal tetapi ke tidak kekekalannya itu tidak mengurangi arti dari informasi dahulu bahwa kita akan kekal di dalamnya. Kedua, sesungguh alam akhirat ini berada di alam semesta ini, karena itu ia bergantung dengan alam semesta itu sendiri dalam hal keberadaannya. Ketiga, pengarang khawatir apabila kita berpendapat bahwa akhirat itu ada selamanya bersama Allah, kesan ini beliau tangkap dari pemahaman yang parsial seperti bahwa Allah akan bisa di temui hanya di alam akhirat saja (315-326).
Dan apabila di lihat dari segi logika sains, suatu saat nanti alam semesta ini akan lenyap dengan dua analoginya, pertama, di alam ini ada dua energi yang saling bertentangan yakni energi positif dan negatif, suatu saat nanti pasti akan terjadi pertemuan di antara keduanya. Kedua, mengecilnya atau menciutnya alam semesta ini setelah mengalami perkembangan selama 15 milyar tahun, serta akan lenyap di pusat alam semesta. Dan sampai kapan itu akan terjadi? Sesungguhnya akhirat akan terus berlangsung selama langit dan bumi masih ada, dan sesungguhnya semua ini akan rusak kecuali Allah SWT sediri (327-334)
Dan sesungguhnya kesimpulan beliau yang kontroversial yang mengusik keyakinan kita, bahwa sesungguhnya akhirat itu akan kekal selamanya. Hal ini sedikit di kritik oleh A. Mustofa Bisri (kiai serta budayawan dari Rembang) bahwa sesungguhnya beliau membuat kesimpulan Hanya dengan memandang dari satu sisi ayat belaka yakni (QS. Huud:107), dan tidak memandang ayat-ayat yang lain serta beliau mengesampingkan dari segi tafsirnya ayat tersebut. Dan sesungguhnya menurut ahli tafsir, makna langit dan bumi tersebut bukanlah langit dan bumi sekarang ini yang ada di alam semesta ini. Seperti penjelasan imam abu jakfar ibn jarier mengungkapkan bahwa ungkapan “selama ada langit dan bumi” itu ungkapan yang sering di gunakan oleh kebanyakan orang arab apabila memperkuat pernyataan kekal, seperti juga ungkapan “selama matahari masih terbit dari arah timur”. Imam ibn kastir juga berpendapat bahwa langit dan bumi tersebut adalah langit dan bumi yang berbeda dengan yang ada saat ini. Karena sudah pasti alam akhirat juga ada langit dan bumi hanya saja berbeda dengan langit dan bumi saat ini, serta sesungguhnya surga dan neraka itu mempunyai langit dan bumi sendiri. Dan kekekalan Allah itu berbeda dengan kekekalan para makhluk Nya, dalam arti, kekekalan makhluk itu tergantung dengan masyiatullah, kehendak Allah. Dengan kata lain bahwa makhluk itu akan kekal karena di kehendaki oleh Allah seperti kekekalannya mereka, baik di surga ataupun di neraka sebagaimana yang telah di sebutkan di beberapa ayat al quran dan hadis shohih laiannya.
Namun dengan ini semua membuat kita sebagai pembaca mengetahui bagaimana sesungguhnya terjadinya alur kehidupan di dunia ini serta alam akhirat. Dan juga kita dapat mengambil banyak pelajaran yang bermanfaat dan menambah keyakinan kita terhadap hari akhir kelak. Dan akhirnya saya juga berpendapat bahwa buku ini perlu untuk di baca sebagai tambahan memperluas wawasan kita akan kehidupan alam ini.
Demikian, wallahu ‘alam bis showab.

Surabaya, 6 Maret 2011M/1Robiul Awal 1432 H

Pertanyaan Umum

Pertanyaan Umum