Minggu, 04 Desember 2011


Nilai-Nilai Filosofis Ajang SEA Games
Muhammad Afwan Romdloni*
Opening Ceremony SEA Games XXVI/2011 yang di ikuti oleh sebelas negara se-ASEAN tersebut telah berlangsung meriah dan megah yang dilaksanakan di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring Sports City (JSC) Palembang. Acara opening perhelatan olahraga se-ASEAN berlangsung sekitar seratus lima puluh menit tersebut membuat lebih dari 40.000 penonton di Gelora Sriwijaya yang terlena akan kemeriahannya. Perpaduan teknologi digital dan budaya membuat acara tersebut lebih terlihat elegan, yang menampilkan 4.500 penari kolosal bertema Musi-The Heart of The City karya Hartati, oleh para pemuda bangsa. Serta banyak lagi acara yang di tampilkan pada opening tersebut.
Walaupun disertai hujan saat opening tersebut, para penonton tetap sangat antusias untuk mengikutinya sampai selesai yang sebelumnya telah mendapatkan soufenir jas hujan dari panitia. Dalam sambutannya presiden menyatakan bahwa “JSC betul-betul bertaraf internasional,  dan ini membuktikan kerja keras untuk mencapai hasil yang maksimal”. Bahkan pesta tersebut di nilai sebagai acara termegah sepanjang sejarah ajang olahraga dua tahunan tersebut (Jawa Pos 12/11).
Tujuan adanya ajang SEA Games tersebut tidak lain merupakan sebagai alat ataupun sarana hubungan harmonis antar negara se-ASEAN untuk saling membantu dalam berbagai hal. Ajang tersebut mempunyai harapan besar untuk mampu harkat dan martabat negara-negara Asia Tenggara di kancah internasional. Karena dalam kaca mata internasional negara-negara tersebut masih di anak tirikan. Belum banyak pengakuan mereka dengan negara kita.  
“Selamat datang dan selamat bertanding, dengan semangat persaudaraan dan persahabatan, mari kita sukseskan SEA Games”. Itulah sambutan pertama yang disampaikan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Yang menjadikan bukti ajang SEA Games tersebut mempunyai tujuan bukan untuk saling mengalahkan dan menindas di antara negara yang bersangkutan. Namun mempunyai tujuan besar untuk menyatukan negara-negara Asia Tenggara  ini untuk terus mampu bersaing di kancah internasional.
Dalam segi internal ajang tersebut akan menumbuhkan kekompakan mereka dalam satu negara bahkan satu team untuk meraih kemenangan dengan maksimal. Dengan persaudaraan dan persahabatan akan mampu memperkokoh barisan kita untuk terus maju. Sebab suatu team tidak akan mengalami kesuksesan tanpa adanya rasa kekompakan yang tinggi di antara pemain yang ada.
Terkait dengan hubungan persahabatan dan persaudaraan tidak akan terlepas dengan banyaknya konflik yang timbul dalam kaum muda sendiri. Kian hari makin merajalela. Menurut George M. Foster, ada dua segi besar yang terkait dengan konflik yang terjadi dalam masyarakat. Pertama, masyarakat berada pada posisi yang paling tidak sehat atau berbeda pandangan atas sesuatu, termasuk nilai tertentu, disebabkan karena adanya penggolongan (fationalisme) berdasarkan parameter tertentu. Misalnya faktor kesukuan, keagamaan, ideologi dan kepartaian.
Kedua, pertentangan timbul di dalam masyarakat, oleh karena adanya perbedaan kepentingan (vested interest). Sebagai contoh, banyak dari perubahan sosial dalam ekonomi yang sedang dipromosikan di dunia dewasa ini, di tafsirkan sebagai pengancam situasi keamanan dari kelompok atau wilayah tertentu. Konflik yang ditimbulkan oleh kepentingan, bisa berwujud pertentangan antara pemilik modal uang (peminjam) dengan kredit dan sebagainya.
Implikasi Pembentuk Karakter
            Sesuai anjuran yang di sampaikan kemendiknas bahwa sangat ditekankan bagi kaum muda untuk menegakkan pendidikan karakter. Seorang pemuda tanpa karakter bagaikan pemuda tanpa masa depan. Dengan karakter tersebutlah seorang pemuda mengetahui jati dirinya, apa yang harus dilakukan ke depan untuk mencapai tujuannya. 
Pendidikan karakter memang sangatlah diperlukan bagi seluruh penduduk Indonesia dan khususnya para pemuda. Sebab dengan karakter itulah yang mampu membawa kaum muda bangsa untuk membawa negaranya untuk terus maju. Dengan SEA Games inilah para pemuda melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya, yakni menjadi atlet yang mengedepankan jujur, menjunjung sportivitas, dan mau menerima baik kalah maupun menang sesuai apa yang telah di ucapkan dalam janji atlet.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie mengatakan, “Tantangan sekarang, bagaimana nilai-nilai filosofis yang ada dalam olahraga,  fair play, kejujuran, sportif, siap menang dan siap kalah, seperti di SEA Games kali ini bisa ikut mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara dimotori para pemuda,” (13/11/2011). Dengan suksesnya ajang SEA Games ini akan membuktikan bahwa negara-negara ASIA Tenggara khususnya bangsa Indonesia bisa berubah untuk  menyesuaikan perkembangan jaman, serta mampu bersaing dengan negara-negara lain yang terus mengalami kemajuan.
Bertambah banyaknya para pemuda mengetahui dan paham akan nilai keolahragaan, maka bertambah pula pemuda yang paham akan kejujuran dan kesportivitasan. Yang mempunyai dampak yang sangat positif untuk mencapai cita-cita bangsa. Sama halnya ketika berbicara politik dan kekuasaan, nilai-nilai olahraga mengajarkan tidak menganjurkan untuk saling mematikan lawan, namun di lain pihak para atlet harus siap menang dan siap kalah. Apabila ini berhasil dilakukan, implikasinya pada pembentukan karakter para pemuda, agar pemuda berkarakter ideal, menghadapi masa depan bangsa yang lebih baik nantinya.
Dengan pembenahan dan perbaikan yang mampu mengubah bangsa Indonesia ini dari keterpurukan, karena perubahan harus di capai. Pada dasarnya semua negara mempunyai potensi untuk mengalami perubahan yang signifikan. Tidak terkecuali Indonesia memiliki juga sangat berpotensi  menjadi bangsa yang besar di masa mendatang. Sebuah harapan yang di pikul oleh para pemuda pejuang bangsa.
Salah satu hal yang perlu dibenahi ke depan, tambah Jimly, “persoalan keadilan dan penegakan hukum”. Karena kian hari, rasa keadilan dan penegakan hukum yang ada masih sangat jauh dari kesempurnaan. Dengan sikap kejujuran dan sportivitas tersebut akan memberikan manfaat yang lebih baik kepada suatu bangsa untuk menegakkan maslah keadilan dan penegakan hukum. Apabila keduanya tidak dapat berjalan dengan baik, maka sulit pula Indonesia untuk bangkit dari kebobrokan. Yang berakibat semakin jauh bagi masyarakat maupun bangsa untuk mencapai cita-cita yang luhur negeri ini. Dengan SEA Games inilah mari kita tunjukkan dan kita buktikan kemajuan bangsa ini melalui jiwa para pemuda.

*)Lulusan Pon. Pes. Darul Huda Mayak, Ponorogo. Dan pengurus IPNU PK PT IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Nilai-Nilai Filosofis Ajang SEA Games


Muhammad Afwan Romdloni*
di maut di radar Surabaya 28 November 2011

Nilai-Nilai Filosofis Ajang SEA Games
Opening Ceremony SEA Games XXVI/2011 yang di ikuti oleh sebelas negara se-ASEAN tersebut telah berlangsung meriah dan megah yang dilaksanakan di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring Sports City (JSC) Palembang. Acara opening perhelatan olahraga se-ASEAN berlangsung sekitar seratus lima puluh menit tersebut membuat lebih dari 40.000 penonton di Gelora Sriwijaya yang terlena akan kemeriahannya. Perpaduan teknologi digital dan budaya membuat acara tersebut lebih terlihat elegan, yang menampilkan 4.500 penari kolosal bertema Musi-The Heart of The City karya Hartati, oleh para pemuda bangsa. Serta banyak lagi acara yang di tampilkan pada opening tersebut.
Walaupun disertai hujan saat opening tersebut, para penonton tetap sangat antusias untuk mengikutinya sampai selesai yang sebelumnya telah mendapatkan soufenir jas hujan dari panitia. Dalam sambutannya presiden menyatakan bahwa “JSC betul-betul bertaraf internasional,  dan ini membuktikan kerja keras untuk mencapai hasil yang maksimal”. Bahkan pesta tersebut di nilai sebagai acara termegah sepanjang sejarah ajang olahraga dua tahunan tersebut (Jawa Pos 12/11).
Tujuan adanya ajang SEA Games tersebut tidak lain merupakan sebagai alat ataupun sarana hubungan harmonis antar negara se-ASEAN untuk saling membantu dalam berbagai hal. Ajang tersebut mempunyai harapan besar untuk mampu harkat dan martabat negara-negara Asia Tenggara di kancah internasional. Karena dalam kaca mata internasional negara-negara tersebut masih di anak tirikan. Belum banyak pengakuan mereka dengan negara kita.  
“Selamat datang dan selamat bertanding, dengan semangat persaudaraan dan persahabatan, mari kita sukseskan SEA Games”. Itulah sambutan pertama yang disampaikan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Yang menjadikan bukti ajang SEA Games tersebut mempunyai tujuan bukan untuk saling mengalahkan dan menindas di antara negara yang bersangkutan. Namun mempunyai tujuan besar untuk menyatukan negara-negara Asia Tenggara  ini untuk terus mampu bersaing di kancah internasional.
Dalam segi internal ajang tersebut akan menumbuhkan kekompakan mereka dalam satu negara bahkan satu team untuk meraih kemenangan dengan maksimal. Dengan persaudaraan dan persahabatan akan mampu memperkokoh barisan kita untuk terus maju. Sebab suatu team tidak akan mengalami kesuksesan tanpa adanya rasa kekompakan yang tinggi di antara pemain yang ada.
Terkait dengan hubungan persahabatan dan persaudaraan tidak akan terlepas dengan banyaknya konflik yang timbul dalam kaum muda sendiri. Kian hari makin merajalela. Menurut George M. Foster, ada dua segi besar yang terkait dengan konflik yang terjadi dalam masyarakat. Pertama, masyarakat berada pada posisi yang paling tidak sehat atau berbeda pandangan atas sesuatu, termasuk nilai tertentu, disebabkan karena adanya penggolongan (fationalisme) berdasarkan parameter tertentu. Misalnya faktor kesukuan, keagamaan, ideologi dan kepartaian.
Kedua, pertentangan timbul di dalam masyarakat, oleh karena adanya perbedaan kepentingan (vested interest). Sebagai contoh, banyak dari perubahan sosial dalam ekonomi yang sedang dipromosikan di dunia dewasa ini, di tafsirkan sebagai pengancam situasi keamanan dari kelompok atau wilayah tertentu. Konflik yang ditimbulkan oleh kepentingan, bisa berwujud pertentangan antara pemilik modal uang (peminjam) dengan kredit dan sebagainya.
Implikasi Pembentuk Karakter
            Sesuai anjuran yang di sampaikan kemendiknas bahwa sangat ditekankan bagi kaum muda untuk menegakkan pendidikan karakter. Seorang pemuda tanpa karakter bagaikan pemuda tanpa masa depan. Dengan karakter tersebutlah seorang pemuda mengetahui jati dirinya, apa yang harus dilakukan ke depan untuk mencapai tujuannya. 
Pendidikan karakter memang sangatlah diperlukan bagi seluruh penduduk Indonesia dan khususnya para pemuda. Sebab dengan karakter itulah yang mampu membawa kaum muda bangsa untuk membawa negaranya untuk terus maju. Dengan SEA Games inilah para pemuda melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya, yakni menjadi atlet yang mengedepankan jujur, menjunjung sportivitas, dan mau menerima baik kalah maupun menang sesuai apa yang telah di ucapkan dalam janji atlet.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie mengatakan, “Tantangan sekarang, bagaimana nilai-nilai filosofis yang ada dalam olahraga,  fair play, kejujuran, sportif, siap menang dan siap kalah, seperti di SEA Games kali ini bisa ikut mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara dimotori para pemuda,” (13/11/2011). Dengan suksesnya ajang SEA Games ini akan membuktikan bahwa negara-negara ASIA Tenggara khususnya bangsa Indonesia bisa berubah untuk  menyesuaikan perkembangan jaman, serta mampu bersaing dengan negara-negara lain yang terus mengalami kemajuan.
Bertambah banyaknya para pemuda mengetahui dan paham akan nilai keolahragaan, maka bertambah pula pemuda yang paham akan kejujuran dan kesportivitasan. Yang mempunyai dampak yang sangat positif untuk mencapai cita-cita bangsa. Sama halnya ketika berbicara politik dan kekuasaan, nilai-nilai olahraga mengajarkan tidak menganjurkan untuk saling mematikan lawan, namun di lain pihak para atlet harus siap menang dan siap kalah. Apabila ini berhasil dilakukan, implikasinya pada pembentukan karakter para pemuda, agar pemuda berkarakter ideal, menghadapi masa depan bangsa yang lebih baik nantinya.
Dengan pembenahan dan perbaikan yang mampu mengubah bangsa Indonesia ini dari keterpurukan, karena perubahan harus di capai. Pada dasarnya semua negara mempunyai potensi untuk mengalami perubahan yang signifikan. Tidak terkecuali Indonesia memiliki juga sangat berpotensi  menjadi bangsa yang besar di masa mendatang. Sebuah harapan yang di pikul oleh para pemuda pejuang bangsa.
Salah satu hal yang perlu dibenahi ke depan, tambah Jimly, “persoalan keadilan dan penegakan hukum”. Karena kian hari, rasa keadilan dan penegakan hukum yang ada masih sangat jauh dari kesempurnaan. Dengan sikap kejujuran dan sportivitas tersebut akan memberikan manfaat yang lebih baik kepada suatu bangsa untuk menegakkan maslah keadilan dan penegakan hukum. Apabila keduanya tidak dapat berjalan dengan baik, maka sulit pula Indonesia untuk bangkit dari kebobrokan. Yang berakibat semakin jauh bagi masyarakat maupun bangsa untuk mencapai cita-cita yang luhur negeri ini. Dengan SEA Games inilah mari kita tunjukkan dan kita buktikan kemajuan bangsa ini melalui jiwa para pemuda.

*)Lulusan Pon. Pes. Darul Huda Mayak, Ponorogo. Dan pengurus IPNU PK PT IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Bangkitnya Spirit Garuda Muda

Bangkitnya Spirit Garuda Muda
Muhammad ‘Afwan Romdloni*
Menilik perjuangan masa lalu. Indonesia memiliki segudang sejarah, dan semua itu tidak terlepas dengan jiwa kepahlawanan para pejuang bangsa. Mereka mempunyai sebuah kekuatan besar yang bersemayam di dalam jiwa nan dalam.  Sebuah jiwa pantang menyerah untuk menjunjung tinggi rasa kesatuan negara untuk membebaskan negara dari para kaum penjajah. kaum muda yang  mempunyai semangat yang kuat pantang menyerah.
Dengan bukti banyak pengaruh yang ditimbulkan kaum muda terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia ini, seperti perlawanannya terhadap para penjajah. Bahkan sampai masa orde baru, yang mampu menggulingkan para diktator-diktator penindas rakyat. Mereka mempunyai jiwa yang tidak tertandingi bagaikan baja. Untuk mewujudkan apa yang menjadi impian dan tujuan bersama, sampai-sampai mereka tidak menghiraukan apa yang terjadi bagi mereka sendiri.
Selain hal itu, mereka juga memiliki spirit yang terus membara yang tidak akan terkikis walaupun ombak besar menerpa. Dengan cara apapun mereka bertekat untuk maju dan terus maju tiada kata mundur bagi mereka. “Bahkan mundur sebelum berperang, itu pantangan bagi mereka”.
Banyak para kaum muda sekarang ini yang bertolak belakang dengan kenyataan masa  lalu. Tidak sedikit anggapan bahwa kaum muda sekarang hanyalah sebatas harapan belaka, yang tidak tahu kapan mereka dapat diandalkan. Padahal dengan pemudalah bangsa ini akan berubah, bukan kaum tua yang staminanya kian terkikis oleh umur. Tidak sepantasnya kaum muda sekarang ini hanya berpangku tangan serta tunduk dengan keadaan. Yang tidak mau bersaing dengan perkembangan zaman.
Sudah saatnya kita untuk bangkit dari keterpurukan, mari kita hapus anggapan di atas. Dengan menunjukkan kemampuan kita untuk bangkit melawan dari penindasan. Dengan mewujudkan Indonesia yang tegar! Indonesia yang pantang menyerah! Indonesia yang kokoh! Indonesia yang mampu bangkit dari keterpurukan!. Maka akan mampu mewujudkan bahwa bangsa Indonesia bisa bersaing dalam dunia internasional dalam berbagai sudut pandang.
Melalui SEA Games ini kita bangkitkan jiwa spirit pahlawan yang telah lama terpendam, khususnya dalam jiwa para pemuda bangsa. Dengan slogan United and Rising bangkit dan bersatu dalam mencapai cita-cita yang luhur. Seperti halnya Garuda Muda (julukan Timnas U 23) sekarang yang telah melakoni perjuangan besar untuk menyabet emas dalam perhelatan  SEA Games 2011.
            Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie mengatakan, “Tantangan sekarang ini, bagaimana nilai-nilai filosofis yang ada dalam olahraga,  fair play, kejujuran, sportif, siap menang dan siap kalah, seperti di SEA Games kali ini bisa ikut mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara dimotori para pemuda,” (13/11). Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai filosofis SEA Games tersebut kita akan mampu mewujudkan mimpi bangsa ini. Melalui kejujuran mari kita berantas korupsi yang telah beranak-berakar dalam jiwa bangsa. Melalui sportivitas mari kita berantas suap-menyuap. Melalui ketegaran mari kita bangkitkan semangat para pejuang bangsa yang kian lama terpendam.   
Perubahan yang harus kita lakukan. Sebab kaum muda saat ini, yang akan menggenggam Indonesia mendatang. Perubahan harus kita capai secepat mungkin, tanpa perubahan kita akan tetap seperti yang kita alami sekarang ini. Karena “Perubahan adalah hasil akhir dari semua proses belajar yang sesungguhnya (Leo Buscagila). Dengan demikian mari kita lakukan perubahan melalui dari kita sendiri, mulai yang terkecil sebagai bukti pengamalan kita terhadap apa kita dapatkan sekarang ini. Kita mampu menggenggam dunia ini dengan impian kita dan mampu untuk merubah dunia degan potensi kita.
Pentingnya Motivasi dan Keyakinan
            Banyak masyarakat Indonesia khususnya kaum muda  yang kehilangan motivasi diri untuk menggugah jiwa yang terpendam. Pada dasarnya setip orang memiliki kekuatan yang besar, namun tidak semua orang mengetahuinya. Dan salah satu caranya adalah motivasi yang mampu membuktikan bahwa kekuatan itu ada. Tanpa ada suatu motivasi seseorang tidak akan bisa mewujudkan apa yang diinginkan. Motivasi merupakan bahan bakar utama untuk mewujudkan impian besar dalam jiwa.
Motivasi sangat diperlukan seseorang untuk mencapai apa yang di inginkan. Untuk mencapai kesuksesan, banyak sekali rintangan dan halangan yang menghadang di depan. Akan tetapi, dengan berbekal motivasi dan inspirasi yang besar, seseorang bisa terus maju. Maju untuk sukses dan mendapatkan apa yang diinginkan. Tidak ada satu orang pun yang berani mengatakan bahwa sukses itu cepat dan gampang dilakukan. Jika ada orang yang berkata demikian, mungkin saja orang tersebut adalah orang yang tidak jelas. Sukses itu susah! Namun, semua orang ingin sukses dalam hidupnya.
Setelah mendapatkan motivasi yang tinggi untuk mau merubah dirinya. Kemudian dibutuhkan sebuah keyakinan yang mampu mewujudkan apa yang dikehendakinya yang tersimpan dalam benaknya. Keyakinan tersebut sebagai pengikat motivasi untuk menciptakan inspirasi baru dan keberanian untuk mencoba dan mempraktekkan apa yang telah ia dapatkan dengan pengalaman yang ada.
            Sebagaimana yang dialami oleh para atlet SEA Games Indonesia dengan motivasi yang ada dalam diri, mereka mampu untuk bangkit. Dengan motivasi tersebut membuat mereka mempunyai keyakinan yang besar untuk menang. Dengan dukungan para suporter menjadi motivasi tersendiri bagi para atlet SEA Games. Melangkahnya Indonesia untuk menjadi calon juara umum SEA Games 2011 ini tidak terlepas berkat motivasi yang tinggi dan keyakinan tanpa reda baik dari dukungan suporter maupun dalam jiwa para atlet sendiri.
Sedangkan keyakinan merupakan salah satu modal awal bagi kita untuk mencapai sebuah kesuksesan. Dalam menyelesaikan masalah apabila tidak dilandasi dengan sebuah keyakinan yang kuat sangat sulit untuk tercapai. Menjadi harapan besar bagi bangsa Indonesia khususnya, motivasi tersebut tidak hanya dalam diri para atlet. Namun motivasi serta keyakinan yang mampu mewujudkan inspirasi baru tersebut juga merasuk dalam seluruh jiwa pemuda Indonesia pejuang bangsa. Untuk menciptakan Indonesia yang mampu bersaing dalam dunia internasional.
*)  Lulusan Pon.Pes. Darul Huda, Mayak. Ponorogo.

Senin, 31 Oktober 2011

Cideranya Nilai Sumpah Pemuda

Cideranya  Makna Sumpah Pemuda
Oleh : Muhammad Afwan Romdloni*
Sudah 83 tahun kita memperingati hari sumpah pemuda. Tepatnya tanggal 28 Oktober 1928 adalah salah satu hari yang bersejarah. Hari tersebut merupakan pertama kalinya ikrar Sumpah Pemuda di ucapkan oleh para pemuda pejuang bangsa sebagai pengakuan dan janji setia mereka akan tetap menyatukan bangsa Indonesia dari perpecahan.
Bangsa Indonesia merupakan sebuah negara yang heterogen, negara semua golongan mulai suku, agama, adat, budaya. Hanya satu yang mampu menyatukan keberagaman warga Indonesia tersebut, yakni ikrar Sumpah Pemuda. Pada dasarnya Ikrar tersebut merupakan rumusan hasil sebuah kongres kaum pemuda yang diadakan oleh perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Yang mempunyai makna yang sangat dalam, yakni walaupun bangsa Indonesia sangat beragam akan tetapi Indonesia tetap satu.
Seorang pemuda penerus bangsa harus bisa mengamalkan apa yang telah digagas oleh para pejuang terdahulu. Walaupun mereka yang mengikrarkan, serta berbeda masa atau generasi, kita sebagai kaum muda harus tetap menjunjung tinggi dan mengamalkan ikrar tersebut. Secara tidak langsung kita pasti pernah mengucapkan ikrar tersebut dan mengakui serta meyakininya. Sangat penting bagi kita sebagi penerus bangsa untuk mengingat kejadian tersebut sebagai pendorong untuk mengokohkan barisan dari berbagai perbedaan untuk menjadikan satu kesatuan yang kuat. Yang tidak bisa diombang-ambingkan dengan keadaan yang terus berkembang.
Jangan biarkan peringatan sumpah pemuda ini hanya sebagai rutinitas belaka dan momentum yang tidak bermakna. Marilah kita rangkul mereka yang minoritas walaupun mereka berbeda dengan kita, agar mereka bisa merasakan apa yang telah kita rasakan sekarang, dan sebaliknya pula. Pada kenyataannya kita tetap satu, bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia.
Makna Sumpah Pemuda
Sumpah pemuda, tidak sebatas hanya ungkapan sumpah belaka, melainkan sebuah pengakuan dan juga janji setia bahwa Indonesia tetap satu dalam berbagai segi dan pandangan. Dengan simbol kata satu tersebut yang mampu menyatukan bangsa Indonesia dari perpecahan di antara masyarakat Indonesia sendiri. Satu merupakan simbol akan kekompakan dalam perbedaan. Walaupun bangsa Indonesia berbeda-beda, Indonesia tetap mempunyai satu kesatuan yang utuh.
Pengakuan tersebut sebagai bukti bahwa keyakinan dan kepercayaan kita akan penyatuan bangsa walaupun dalam kenyataannya berbeda. Kita sebagai warga negara Indonesia tidak bisa mengingkari persatuan tersebut bagaimanapun yang terjadi, karena kita sudah meyakini dan percaya akan itu semua. Janji setia merupakan kesetiaan yang tertanam dalam jiwa sebagai mind set atau pola pikir yang tidak akan berubah pikiran kita terhadap apa yang telah dijanjikan, meskipun suatu keadaan menuntutnya. Yang akan tetap setia dengan kepercayaan yang pertama sebagaimana yang tercantum dalam naskah Sumpah Pemuda..
Sikap toleransi menjadi salah satu solusi untuk mengatasi perbedaan yang ada. Dengan toleransi kita bisa menerima suatu hal yang tidak sesuai dengan yang kita ketahui. Menerima dan menghargai merupakan kunci utama untuk meraih sebuah persatuan dalam perbedaan. Tanpa toleransi kita akan selalu kita mengedepankan ego kita yang selalu ingin menjatuh lawan yang berbeda dengan apa yang kita kehendaki. Pada kenyataannya perbedaan tersebut merupakan sebuah nikmat yang harus kita syukuri, tanpa ada perbedaan hidup ini akan membosankan.
Pendapat Moehammad Jamin tentang hubungan persatuan. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. Dengan menyatukan kelima faktor tersebut bangsa Indonesia akan terbebaskan dari perpecahan. Dan sebaliknya, apabila kita tidak mampu menyatukannya Indonesia akan mengalami ancaman besar akan kesatuan bangsa. Karena faktor tersebut merupakan latar belakang adanya perbedaan yang signifikan dalam masyarakat Indonesia.
Akan tetapi akhir-akhir ini makna sumpah pemuda telah ternodai, dengan  terbukti banyak terjadi kekacauan-kekacauan dan keributan yang berlatar belakang agama, kelompok, ras, suku. Seperti halnya pertikaian antar pelajar, antar suporter, antar suku semakin marak terjadi. Mereka hanya mementingkan kelompok masing-masing tanpa menghiraukan kehidupan sekitarnya. Sumpah tersebut harus diwujudkan dalam tindakan yang nyata, tidak hanya sebagai sumpah yang tidak terbukti kesungguhannya. Bahkan, sumpah pemuda seharusnya sebagai gerakan kerja sama dalam perbedaan.
Banyak dari masyarakat Indonesia yang mengingkari akan pengakuan dan janji setia yang telah diikrarkan tersebut. Mereka tidak mau tahu dengan apa yang terjadi di sekitarnya karena mereka mempunyai sikap yang individualis. Ketika perbedaan atas nama agama, etnis semakin meningkat, ketika kekerasan atas nama kelompok kian meluas serta perbedaan kesukuan kian menganga. Mereka hanya tinggal diam dengan keadaan, tidak ada rasa tanggung jawab dalam diri mereka untuk menjunjung tinggi nilai Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda hanya bisa betul-betul dihayati atau dipatuhi, apabila semua masyarakat mendapat perlakuan yang adil. Sumpah Pemuda hanya bisa betul-betul diakui atau ditaati secara bersama dengan sepenuh hati, apabila semua masyarakat merasa dihargai. Sebuah pengkhianatan terhadap Sumpah Pemuda, apabila ada suatu golongan yang mau memaksakan secara sewenang-wenang kepada orang lain.
Sumpah Pemuda mengingatkan kita semua, bahwa di Indonesia tidak boleh ada golongan yang merasa ditindas, dianaktirikan, dikucilkan, ataupun diabaikan. Sumpah Pemuda harus melahirkan keadilan bagi semua dan tidak ada perbedaan. Sekarang ini, setelah bangsa kita sudah merdeka, Sumpah Pemuda masih menjadi perekat yang ampuh menyatukan segala macam perbedaan. Sumpah Pemuda adalah inspirasi dan motivasi sangat urgen bagi kaum muda penerus bangsa untuk berkorban demi masa depan. Loyalitas sebagai warga negara harus terus ditumbuhsuburkan, Dengan semangat dan jiwa asli Sumpah Pemuda yang dicetuskan para pendahulu, mari kita satukan Indonesia ini menjadi bangsa yang utuh tanpa perpecahan.
  *) Lulusan Pon. Pes. Darul Huda, Mayak, Ponorogo. Dan pengurus IPNU PK PT IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Jumat, 19 Agustus 2011

sudah lama nie gak nulis, mau nulis apanya...........? bingung nie.

oooooo.iya. q ingant bagaimana rasanya pertama kali mondok di kota santri lirboyo yang terkenal dengan pondok salafnya dengan beribu-ribu santri di dalamnya. yang mana sudah mencapai umur seabadnya pada tahun 2010 kemaren, waktu yang tidak isa di bilang sedikit lagi yang berdiri pada tahun 1910 olah KH. Abdul Karim tersebut. sungguh bangga rasanya bisa mencari pengalaman disana bisa berkumpul dengan para orang yang mempunyai tirakat yang dalah berbagai hal dan kemampuan untuk mencapai tujuan. walaupun sesaat datang disana q smpat bingung dengan arah-arah disana, bahkan sampai pulang pun masih belum mau meyakini bahwa itulah arah yang sebenarnya. karena q sampai di sana pada waktu malam hari dan sebelumnya pun belum pernah kesana.

di samping itu semua banyak sekali pelajaran ataupun pengalam yang q dapatkan dari sesaat di sana, baik dengan lingkungan, teman suasana, udara, para masyayikh, serta semua yang ada disana tak terkecuali dengan balok kecil-kecil yang berada di seluruh penjuru pondok tersebut. mereka menyebutnya dengan bancik, bancik adalah suatu sarana yang digunakan para santri untuk menjaga kesucian dari seluruh penjuru pondok. merupakan penghubung dari gedun satu ke gedung yang lain. bancik tersebut sangatlah membantu bagi para santri khususunya untuk menjajah penjuru pondok tanpa dengan alas kaki. berbagai bentuk dan ukurang juga berbeda-beda mulai dari bebatuan, beton, kayu, dll.

 yang tak kusadari, ternyata di manapun pasti ada bancik tersebut baik madrasah pondok , kamar mandi pertokoan, bahkan di warungpun juga ada dll yang belum ku jelajahi. dengan demikin seorang santri yang tidak punya alas kaki tetap bisa menjelajari sudut pondok yang ada tanpa dengan alas kaki dan itupun juga suci.

 masih banyak lg yang berada disana................to be continue!

Selasa, 26 Juli 2011

karakter anak didik

Kenali Karakter Anak Didik Sejak Dini
Sudah satu minggu kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah telah berlangsung. Tiba saatnya bagi mereka untuk menimba ilmu kembali. Tidak sedikit dari mereka masih terbawa suasana libur panjang yang terkesan dengan suasana santai. Secara tidak langsung mereka menampakkan sikap yang lugu sesuai karakter diri masing-masing di lingkungan sekolah. Perlu diketahui, dalam proses belajar mengajar kesesuaian antara sistem pembelajaran dan karakter murid sangatlah penting, sebab menjadi kunci utama dapat diterimanya suatu materi yang disampaikan seorang guru. Karena dengan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kehendak murid, menjadikan motivasi tersendiri bagi mereka. Bahkan mereka akan menyukai mata pelajaran yang pada awalanya mereka tidak suka.
Dengan demikian, saya usulkan bagi setiap staf pengajar harus mengetahui bagaimana karakter anak didiknya. Terutama peran seorang wali kelas sebagai penangung jawab atas suksesnya pembelajaran di kelas yang ia tangani. Dan ini harus dilakukan pada awal tahun ajaran baru, karena mereka tidak dalam tekanan pelajaran. Karakter tersebut dapat diketahui melalui tingkah laku msing-masing, ataupun memberi pertanyaan terhadap apa-apa yang mereka sukai dan mereka benci. Dengan demikian dapat disesuaikan bagaimana sistem yang baik dan sesuai bagi mereka. Untuk mencapai tujuan bersama, yakni "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa".

Selasa, 21 Juni 2011

kemajuan pesantren

Idealisme Pesantren Membangkitkan Pendidikan Moral Bangsa
Oleh    : Muhammad ‘Afwan Romdloni*
Melihat esensi dan eksistensi pendidikan sekarang ini masih berada dalam taraf yang dapat dikatakan kritis dan belum mencapai kebangkitan yang kita impikan. Sebab itu, pemerintah harus terus menggali lembaga pendidikan, baik yang negeri maupun swasta. Tidak terlupakan, dengan salah satu lembaga pendidikan yang tertua, serta pertama kali muncul di Indonesia. Dengan karakter yang jauh berbada dengan layaknya kehidupan pendidikan ataupun masyarakat luar, lembaga ini memiliki keunikan dan ciri khas yang tersendiri serta seperangkat akar tradisi Indonesia yang kompleks.
Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bersifat multidimensional telah menjadi bagian pendidikan nasional. Merujuk pada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sidiknas, posisi dan keberadaan pesantren sebenarnya memiliki tempat yang istimewa. Namun, kenyataan ini belum disadari oleh mayoritas masyarakat Indonesia. lembaga ini memiliki fungsi tambahan yang tidak kalah pentingnya dengan fungsi utama pendidikan formal dari pemerintah.
Lembaga ini dari masa-kemasa telah mengalami perubahan yang signifikan, sesuai dengan pendapat  ketua Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) Amin Haidari (23/2/11) “Nasib pesantren dulu di pinggiran, kini sudah di tengah dalam sistem pendidikan nasional, serta sudah ada perubahan yang signifikan”. Serta diimbangi dengan penampilan manifestasi keilmuan yang mengikuti perkembangan zaman. Terkait dengan hal tersebut semua, tidak terlepas tradisi yang khas dan keunikan tersebut.
Pesantren adalah pranata (pendidikan) yang bersifat tradisional. Banyak orang yang beranggapan bahwa pesantren sebaagi sarang kejumudan, konservatisme bahkan menjadi penghalang besar dalam proses pembangunan sebagaimana pranata tradisional lainya, bahkan dianggap sebagai pusat jaringan teroris dan munculnya ideologi baru. Namun, anggapan itu dapat ditepis dan diklarifikasi olah KH. Abdur Rahman Wahid (Gus Dur) melailui esai-esai beliau dalam buku “Menggerakkan Tradisi”. Salah satunya di ungkapkan dalam pengantar buku Hansun Salim HS “Pesantren sangat dinamis, bisa berubah dan menpunyai dasar yang kuat untuk mengarahkan dan menggerakkan perubahan yang diinginkan”.
Berakar dari sebuah optimisme yang sangat besar terhadap potensi ke depan pesantren, Gus Dur meletakkan pesantren tidak hanya sebagai sekedar identitas kultural yang mampu menjadi ornamen pelengkap kanstalasi-siklus dalam perubahan sosial, melainkan memiliki sebuah kekuatan potensial yang mampu menjadi organ vital dalam melakukan perubahan bangsa dalam kancah internasional. Dengan bukti, bahwa pesantren mampu mengantarkan beliau menjadi pemimpin bangsa, serta sang guru bangsa yang sangat tersohor di berbagai kalangan masyarakat Indonesia bahkan internasional.

Modernisasi Pesantren
            Modernisasi pada dasarnya merupakan proses perombakan pola pikir dan tata kerja lama yang tidak akliyah (irasional), dan menggantinya dengan pola pikir dan tata kerja baru yang akliyah (rasional) untuk memperoleh daya guna dan efisiensi yang maksimal secara maksimal. Namun kebanyakan orang beranggapan modernisasi ini adalah di identifikasikan dengan westernisasi.
            Nur Cholis Majid mendefinisikan pesantren secara epistimologis sekaligus historis bahwa islam tidak hanya mengandung keislaman tetapi makna keaslian tradisi Indonesia. Sebab cikal bakal pesantren sudah ada sejak masa Hindu-Budha dan islam tinggal meneruskan serta mengislamkannya. Dengan modernisasi ini memberi apresiasi model transmisi nilai-nilai keagamaan dengan pola mata rantai sejarah, dari generasi satu ke generasi berikutnya yang menjadi karakteristik kaum tradisional dalam menghadapi perubahan dan perkembangan zaman.
            Adanya gagasan modernisasi ini pesantren menjadi trend pendidikan islam dengan memasukkan ilmu-ilmu sekuler (umum) dalam kurikulum pesantren. Dengan demikian, selain masalah keislaman, pesantren juga mengedepankan pendidikan umum, bahkan mampu mencetak para pengusaha-pengusaha dan pejabat yang mempunyai benteng keimanan yang kuat ataupun sebaliknya. Akhir-akhir ini banyak terdengar pesantren yang menggunakan metode ini di antaranya Gontor Ponorogo, Tebu Ireng  Jombang. Lebih-lebih pesantren yang mampu memadukan metode salafi (tradisional) dengan metode khalaf (modern), yang terkenal dengan metode “al muhafadhatu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bi jadidil ashlah” seperti langitkan di Tuban, Darul Huda  di Ponorogo dan masih banyak pula yang tersebar di pelosok Indonesia. Yang mana pesantren ini mampu memasukkan teknologi baru dalam kurikulumnya. 

Sinergitas dalam Pembangunan
            Perkembangan pembangunan di Indonesia tidak terlepas atas jasa pesantren juga. Bagi pesantren, faktualitas keterlibatan pesantren dalam ini bukan hal yang harus dikhawatirkan, secara kongkrit keterlibatan pesantren sangat besar dalam pengentasan kemiskinan, penghapusan buta aksara dan pembangunan infra struktur yang menjadi tujuan utama pembangunan. Selain itu pula mampu mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan perekonomian masyarakat.     
            Bahkan pemerintah sangat mendukung dengan adanya pesantren yang berkembang di Indonesia ini. Dengan bukti pemerintah telah memberikan banyak bantuan atas perkembangan serta memberikan beasiswa kepada para santri yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Bisa jadi, penyetaraan lulusan pesantren dengan S1 pada pesantren yang telah diakui kualitasnya.  
Dengan demikian, proses pengembangan dunia pesantren yang selain menjadi tanggung jawab internal pesantren, juga harus didukung oleh perhatian yang serius dari proses pembangunan pemerintah. Meningkatkan dan mengembangkan peran serta pesantren dalam proses pembangunan merupakan langkah strategis dalam membangun masyarakat, daerah, bangsa, dan negara. Terlebih, dalam kondisi yang tengah mengalami krisis (degradasi) moral.

*) Mahasiswa Penerima Bidik Misi Fak. Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya

Artikel ini di muat di harian Duta Masyarakat pada 15 Juni 2011

Minggu, 12 Juni 2011

gagasan beasisiwa pendidikan pesantren

                                  BEASISWA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN
                                                           Oleh : M. Afwan Romdloni
Gagasan ini merupakan dari beberapa tulisanku yang kedua di muat di surat kabar. yakni jawa pos 10 Juni 2011.
            Ajaran baru telah tiba, banyak langkah yang di tempuh bagi para siswa untuk masuk sekolah ataupun perguruan tinggi yang di kehendaki. salah satunya adalah beasiswa, beasiswa merupakan salah satu dari berbagai langkah pemerintah dan instansi untuk merealisasikan  UUD 1945, yakni "mencerdaskan kehidupan bangsa". Program ini di berikan secara cuma-cuma bagi para siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata serta bagi siswa yang kurang mampu dalam segi ekonomi serta mempunyai prestasi. Karena pendidikan adalah alat gerak utama untuk mencapai kemajuan Negara. Tanpa pendidikan suatu negara tidak akan mampu berkembang dan mencapai puncak kemakmuran. 
           Dari berbagai beasiswa yang ada kebanyakan hanya dalam lingkup perguruan tinggi. Padahal ada dari beberapa pelajar Indonesia tidak semuanya suka untuk berkuliah. Secara tidak langsung tidak ada jalan keluar untuk memenuhi kehendak mereka, untuk meneruskan jenjang pendidikan yang di inginkan. seperti halnya mereka yang ingin meneruskan pendidikan di pondok pesantren yang terkenal. karena terkendala dalam hal biaya menjadikan mereka terhenti pendidikanya. Dengan demiakian, selain adanya beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi juga ada beasisiwa untuk pelajar atau santri  yang meneruskan ke pondok pesantren yang diminati.   

Jumat, 20 Mei 2011

       Mengupas Rahasia Kepemimpinan Gus Dur-Gus Miek

                                            Judul                 : Leadership Secrets Of Gus Dur-Gus Miek
                                            Penulis              : M.N. Ibad
                                            Penerbit            : Pustaka Pesantren
                                            Cetakan            : I, Desember 2010
                                            Tebal                : 218 halaman
                                            Peresensi          : Muhammad ‘Afwan Romdloni*
         M. N. Ibad adalah salah satu dari kalangan masyarakat yang mempunyai hubungan sangat dekat dengan Gus Miek. Secara tidak langsung ia mengetahui keseharian KH. Hamim Jazuli (Gus Miek) menjadi pemimpin umat khususnya di daerah Jawa Timur. Yang mana beliau sangat erat hubungannya dengan sosok seorang pemimpin yang berkecimpung dalam pemerintahan yakni KH. Abdur Rahman Wahid (Gus Dur). Jika Gus Dur memilih berkiprah di tingkat nasional maka Gus Miek lebih memilih berdakwah di lembah hitam kemaksiatan, mulai dari diskotek, arena perjudian, hingga lokalisasi. Meskipun berbeda wilayah perjuangan, kedua tokoh besar ini ternyata memiliki prinsip-prinsip kepemimpinan yang tidak jauh berbeda.
          Pemimpin adalah suatu peran tertentu bagi seseorang dalam sebuah sistem organisasi baik yang resmi ataupun tidak. Seseorang akan diakui sebagai pemimpin berdasarkan kesepakatan atau adat yang berlaku dalam masyarakat. Atau karena kharismatik yang dimiliki seseorang tersebut. Dalam buku ini disebutkan dua model kepemimpinan yang di anggap paling relevan. Pertama, visioner adalah suatu kepemimpinan yang mengedepankan visi-visi masa depan. Metode ini mengandung tiga visi utama, 1. Mengandung visi masa depan yang mungkin terjadi. 2.visi masa depan yang di inginkan. 3. Visi masa depan yang baik dan hancur. Kepemimpinan visioner ini akan mencapai puncak kehebatan bila di terapkan pada sebuah organisasi atau jam’iyah yang bersendikan kesamaan keyakinan. Kedua, passioner adalah kepemimpinan yang mengandalkan kekuatan passi. Passi sendiri dapt di artikan sebagai cinta, motivasi, inspirasi dan perhatian. Kepemimpinan passioner cenderung lebih menumbuhkan kecintaan dan pembelaan (fanatik) dari yang terpimpin pada sang pemimpin. Yang mana kedua metode ini yang digunakan oleh Gus Dur dan Gus Miek.

Prinsip Sebuah Kepemimpinan
         Baik Gus Dur maupun Gus Miek dengan berbagi kelebihan dan kekurangannya sebagai pemimpin, sama-sama sadar akan perlunya perjuangan untuk menemukan jati diri, bentuk, dan pilihan perjuangan. Sesungguhnya segala sesuatu itu haruslah ada perjuangan untuk mencapai tuan yang di inginkan. Sebuah kedudukan atau jabatan sebagai pemimpin tidak digunakan untuk kepentingan pribadi, kehormatan, harta benda tetapi di gunakan sebagi wadah suatu perjuangan dan lebih mementingkan rakyat dari pada pribadi.
Menempatkan kebaikan bagi masyarakat sebagi tanggung jawab utama, bahkan seorang pemimpin haruslah mau sebagai pelayan bagi masyarakat, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para wali dahulu. Seorang pemimpin bukanlah pemimpin yang selalu benar, tetapi mereka yang terbuka dengan kritik dan masukan yang ada dari kalangan masyarakat.
          Seorang pemimpin adalah mereka yang mampu mengambil keputusan demi kebaikan semuanya. Tidak jarang kita menemukan pemimpin dalam mengambil keputusan diombang-ambingkan oleh berbagai kepentingan. Akibatnya keputusan yang diambil justru menguntungkan golongan tertentu. Namun apa yang di perlihatkan oleh Gus Dur dan Gus Miek berbalik seratus persen. Keputusan terbaik tidak selalu diperoleh dengan jalan musyawarah dan untuk kepentingan bersama.

Sebuah Keteladanan Seorang Pemimpin
          Pandangan dan prinsip Gus Dur maupun Gus Miek dalam islam pada dasarnya sama, hanya cakupan wilayah perjuangannya yang berbeda. Keduanya merupakan pembaharu dalam hal kehidupan keislaman Indonesia abad ini, hanya saja terdapat semacam pembagian tugas perjuangan.
          Pandangan dan sikap Gus Miek dalam keislaman lebih bersifat pribadi sendiri, pribadi dengan orang sekelilingnya, pribadi dengan masyarakat, pribadi dengan lembaga pemerintah, dimana seseorang dituntut untuk meletakkan prinsip mawas diri, mawas dari orang lain, dan mawas diri dari masyarakat. Titik tekanya buka memaksakan nilai yang kita anut kepada orang lain, karena orang lain belum sanggup untuk menjalankan nilai-nilai tersebut, tetapi lebih berusaha menemukan nilai-nilai yang sanggup di jalankan oleh masing-masing. Dengan demikian, di harapkan yang mincul kemudian adalah kesadaran dan kebersamaan untuk bersama-sama menuju kebaikan bersama.
        Sedangkan pandangan dan sikap Gus Dur merupakan kelanjutan dan keluasan dari pandangan Gus Miek di atas. Dalam arti, sudah mencakup wilayah pribadi masyarakat, kelompok agama, etnis atau suku bangsa, kelompok politik, kehidupan berbangsa seterusnya. Beliau lebih mementingkan sikap rahmatan lil ‘alamiin. Dari penekanan ini, kemudian muncul sikap kasih sayang dan mengesampingkan sinisme yang disebabkan perasaan yang paling benar. Dan sikap kasih sayang ini sebagi pembatas agar tidak membuat sakit hati suatu suku, agama, ataupun suatu kelompok, serta mengekang keinginan untuk menguasai atau menindas.
         Perpaduan pandangan dan perpaduan keislaman Gus Dur dan Gus Miek berarti sebuah perpaduan antara penerapan prinsip-prinsip di atas dalam tataran pribadi seseorang dalam wilayah lapisan masyarakat dari yang paling bawah sampai wilayah kenegaraan dan kebangsaan. Apabila perpaduan dari dua tokoh besar ini mampu di manifestasikan dalam kehidupan, maka akan tercapai kehidupan yang dinamis, harmonis dan martabat negeri ini dalam mata dunia.
         Buku leadership karya M.N. Ibad ini adalah sebuah karya yang mampu memadukan prinsip kepemimpinan dari dua tokoh besar yang sangat berbeda dalam hal cakupan wilayahnya. Di lain pihak, buku ini mirip dengan karya-karya sebelumnya dalam hal ini mengenai Gus Miek khususnya. Walaupun demikian, buku ini mengajak kita untuk membongkar prinsip-prinsip yang mengantarkan Gus Dur dan Gus Miek menjadi pemimpin sejati, pemimpin yang teramat dicintai rakyat, bahkan pemimpin yang namanya tetap melekat di hati umat meskipun keduanya telah (lama) wafat. Buku ini wajib Anda baca, terlepas apapun profesi kita kelak akan membutuhkannya. Sebab, sebagaimana sabda Rasulullah, “Setiap diri kita adalah pemimpin pada ranahnya masing-masing yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”.

*) Mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya