Rabu, 19 Januari 2011

agama dan kekerasan

RESENSI BUKU
Oleh    : M. Afwan Romdloni
Judul               : AGAMA dan KEKERASAN dalam Tradisi Demokrasi di Indonesia
Penulis             : Haqqul Yaqin
Penerbit           : Elsaq press
Tahun terbit     : Cetakan I, 1 Agustus 2009
Tebal               : VII+196 halaman
            Akhir-akhir ini banyak terdengar tindakan kekerasan di berbagai negara khususnya pada transisi demokrasi di Indonesia yang tidak dapat dipungkiri adanya, lebih-lebih kekerasan yang diatasnamakan persoalan agama, padahal tak satupun agama yang memperbolehkan tindak kekerasan tersebut bahkan dapat menimbulkan perselisihan yang menyebabkan tercerai berainya suatu masyarakat, tapi sebaliknya agama mengajarkan kepada kita untuk selalu mengasihi dan berbuat baik sesama masyarakat supaya terjalin masyarakat yang harmonis dan mempunyai rasa saling tolong-menolong sebagai sarana untuk menyelesaikan suatu masalah antar sesama, ini mungin terjadi karena latar belakang masyarakat Indonesia bersifat pluralisme.
            Tema yang diangkat dalam buku karya Haqqul Yaqin ini juga beraneka ragam antara lain: Pertama, mulai dari pemahaman kekerasan dalam teks keagamaan yang mencangkup beberapa simbol kekerasan, pemahaman pemeluk agama terhadap simbol tersebut, serta faktor-faktor terjadinya kekerasan tersebut. Kedua, agama dan transisi demokrasi yang meliputi prestasi, kegagalan demokrasi serta etnosentrisme agama dan globalisasi demokrasi di Indonesia. Ketiga, konflik kekerasan agama dan transisi demokrasi yang meliputi masa orde baru, era reformasi serta penegakan reformasi di negara Indonesia.   
            Gagasan yang dimuat dalam buku ini merupakan pemaparan yang terjadi dalam masalah praktik-praktik kekerasan yang terkenal pada masa orde baru, serta konteks demokrasi justru menjadikan agama sebagai bagian dari permasalahan bangsa, lebih dari itu karakter Indonesia sebagai citra negara hukum perlahan dipengaruhi transisi politik yang ditandai dengan praktik kekerasan atas nama agama, dalam wacana tekstual ini penulis mengajak para pembaca untuk mengetahui lebih dalam mengenai kekerasan demokrasi di Indonesia dan memberi kefahaman kepada masyarakat terhadap simbol-simbol kekerasan tersebut baik secara skriptualis maupun konstektual.
            Kelebihan Haqqul Yaqin ini sebagai penulis tampak pada penuangan gagasannya tidak terhenti pada tataran deskripsi melainkan mampu menganalisis tentang perbedaan antar ilmuan dalam masalah ini. Dan melalui buku ini HaqqulYaqin  juga mengingatkan kepada kita bahwa sebenarnya agama menolak setiap tindakan yang berbau kekerasan karena tidak sesuai dengan karakter dan fitrah agama yang berkaitan dengan usaha seorang hamba nuntuk berkomunikasi dengan sang pencipta, bahkan agama sebagai penggerak kepada masyarakat untuk selalu berjuang sekuat tenaga untuk memperjuangkan  tanah airnya.
            Sebuah karya memang tidak terlepas dari kekurangan, mungkin lebih baik lagi bila karya ini menyangkup kekerasan dalam berbagai kalangan masyarakat luas tidak hanya pada masalah demokarasi, seperti pada masalah yang dialami oleh para anak jalanan, petani, penangguran, rumahtangga dan tidak lupa dengan solusinya, serta dilengkapinya contoh-contoh kekerasan berupa gambar atau  fhoto dengan waktu dan tempat terjadinya.
Terlepas dari berbagai tidak kesempurnaan harus kita diakui bahwa buku karangan Haqqul Yaqin ini merupakan suatu karya yang memikat pembacanya bahkan cara dan gaya pengungkapannya dalam kadar tertentu telah mampu memberi sentuhan tersendiri bagi para pembacanya. Saya khususnya sebagai pembaca sungguh menanti karya beliau berikutnya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar